KRUSIAL.online, KULINER – Siapa yang tidak kenal rendang ? makanan khas Minangkabau yang legendaris dan mendapat predikat sebagai makanan yang terlezat dunia. Ini biasanya jadi menu wajib saat lebaran, dimakan bareng ketupat dan sayur labu atau kuah opor.
Namun kebanyakan orang tidak paham makna dari rendang itu sendiri. Istilah rendang berasal dari Marandang yang bermakna “secara lambat”.
Makna tersebut merujuk pada lamanya waktu memasak rendang untuk menghasilkan tekstur daging yang kering dan aroma rempah yang kuat dengan warna coklat gelap. Jadi, rendang merupakan sebuah teknik memasak.
Ternyata, rendang nggak harus pakai daging sapi lho ! Sehingga bagi para pencinta kuliner bisa berkreasi memasak dengan berbagai bahan lain.
Inget, kunci memasak rendang adalah kesabaran. Semakin sabar dan lama prosesnya, katanya bisa semakin nikmat.
Kementerian Pariwisata (Kemenpar) RI memasukkan rendang sebagai salah satu dari 5 makanan khas nasional bersama dengan soto, nasi goreng, sate, dan gado-gado.
Awalnya, rendang dibuat dari daging kerbau dan hanya dinikmati pada acara-acara adat tertentu saja. Sebab rendang menduduki kasta yang paling tinggi di antara hidangan lain dan sering disebut sebagai Kepalo Samba atau induknya makanan dalam tradisi Minangkabau berdasarkan tulisan Reno Andam Suri dalam Rendang Traveler: Menyingkap Bertuahnya Rendang Minang (2012).
Tradisi mengawetkan daging ini sudah lama dikenal oleh masyarakat Minangkabau. Prosesnya tentunya dilakukan dengan tradisional tanpa menggunakan bahan kimia. Filosofi dalam memasak rendang menurut Urang Awak di percaya memiliki 3 makna sikap, yakni kesabaran, kebijaksanaan, dan ketekunan untuk menghasilkan rendang dengan kualitas yang baik.
So..Siapa yang udah siap-siap masak rendang buat lebaran nih ?
Penulis/Editor : A Hairuddin