KRUSIAL.online, NASIONAL – Peristiwa tenggelamnya Emmeril Khan Mumtadz atau biasa di sapa Eril di Sungai Aare Bern Swiss menyisakan duka mendalam bagi keluarganya. Eril anak pertama pasangan Ridwan Kamil dan Atalia Praratya meninggal di usia belia lahir di New York, 25 Juni 1999 atau usia 23 tahun. Namun banyak cerita tentang kebaikannya selama hidupnya yang sampaikan oleh kedua orang tuanya.
Kang Emil Gubernur Jawa Barat (Jabar) saat melaksanakan pengajian keluarga mengungkapkan, kedatangan Eril ke Swiss adalah berniat melanjutkan mencari ilmunya, karena beberapa bulan lagi akan wisuda.
“Dia ingin seperti ayahnya mencari ilmu sejauh-sejauhnya dan seluas-seluasnya. Diusia belia pemimpin organisasi kemanusian, selalu menyebarkan kebahagiaan dan tak pernah sedih selama hidupnya. Menjadi cahaya dan selalu melindungi,” tutur Kang Emil.
Ia menceritakan, bahkan pada saat peristiwa pun dia melakukan perlindungan pada ibunya dengan melarang ikut, mengetes dulu dan lain sebagainya. “Istri saya mengatakan, anak saya pulang saat sedang berbahagia. Mungkin itu hadiah dari Allah SWT, dia pulang tidak dalam detik-detik bersedih,” ucapnya sambil berusaha tegar.
Ridwan Kamil berkata mungkinkah doa-doa pengajian-pengajian sampai dari desa-desa sampai ulama-ulama di Palestina, mungkin buah dari bekal tadi. Buah kemuliaan akhlaknya, mungkin jutaan doa ini juga adalah berkah dari orang-orang yang pernah merasa diselamatkan dilindungi dalam kesehariannya.
”Kang Eril anak baik, anak yang punya akhlak yang mulia, semoga di tempatkan di sisi Allah yang terbaik, Aamiin,” doa Ridwan Kamil.
Ungkapan kesedihan namun juga pujian terhadap sosok Eril yang aktif di organisasi kemanusiaan Jabar Bergerak Zilenial (JBZ) diutarakan oleh ibunya Atalia yang diunggah di akun Twitternya @ata_lia, “Kita tidak pernah tahu doa siapa yang mampu untuk menembus langit. Bisa jadi dari orang yang kamu bantu di dalam gelapnya malam atau yang kamu beri secara terang-terangan ataupun diam-diam,” ungkap Atalia.
Dari Eril kita belajar untuk tidak berhenti melakukan kebaikan dimana pun berada. Dan kebaikan itu akan kembali kepada kita dengan cara dan bentuk yang tidak kita sangka. “Mari lanjutkan mimpi-mimpi Eril untuk terus berjuang bagi kemanusiaan,” tambahnya.
Sebagaimana diketahui, sebelum kejadian nahas tersebut, Eril berenang di Sungai terpanjang Swiss tersebut bersama dengan sang adik, Camillia Lartitia Azzahra dan temannya.
Saat akan naik ke permukaan Sungai, Eril justru terseret arus yang cukup deras. Teman Eril sempat membantu, namun nahas, dia tidak bisa membawa Eril ke permukaan.
Penulis/Editor : A Hairuddin