KRUSIAL.online, BANGKALAN – Korban penipuan berkedok bisnis trading Auto Trade Gold (ATG) atau investasi bodong oleh inisial R Kepala Desa (Kades) Patengteng, Kecamatan Modung, Kabupaten Bangkalan jumlahnya mencapai 171 orang.
Jumlah korban itu terungkap berdasarkan data di WhatsApp Grup bernama “Tekkah Hajed 5.0”. Dari WAG tersebut di ketahui nama-nama korban berikut nilai kerugian uang yang di investasikan hingga mencapai miliaran rupiah.
Mayoritas korban yang terpedaya ikut investasi bodong itu adalah warga Dusun Bulek, Desa Patengteng, Kecamatan Modung, Bangkalan. Salah satu korban yakni Mudianto, warga setempat mengungkapkan secara rinci dari hasil rekapan admin WhatsApp Grup Tekkah Hajed 5.0 daftar nama korban sebanyak 171 orang dan jumlah kerugiannya.
Dia menyebutkan Subadri nilai kerugiannya mencapai Rp 50 juta, Nawar Rp 50 juta, Sarina Rp 20 juta, Abdul Rohman Rp 50 juta, Siti Rofiah Rp 35 juta, Muhammad Yasin Rp 50 juta, Supardi Rp 35 juta, Abdul Roup Rp 35 juta, Nurul Jamila Rp 35 juta, Moh Ali Rp 35 juta, Moch Iwan Rp 25 juta, Nur Ali Rp 35 juta, Abdul hafid Ali Wafa Rp 25 juta, Mali Rp 30 juta, Abd Razak Rp 35 juta, Muhammad Gufron Rp 25 juta, Sutiyeh Rp 35 juta,
“Mukhtar Rp 35 juta, Monir Rp 30 juta, Zaenal Rois Rp 25 juta, Candra Afrianto Rp 30 juta, Madrae Rp 50 juta, Adi Yanto Rp 25 juta, Rusli Rp 25 juta, Moh sohib Rp 50 juta, Moh Nor Salim Rp 50 juta, Moch Fauzan Rp 30 juta, Enderi Andri Rp 25 juta, Nanang Haryadi Rp 25 juta, Moh Saudi Rp 50 juta, Imam safii Rp 25 juta, Tatik, sumarmi H Rp 25 juta, M Munir Rp 35 juta, Nurulla Rp 30 juta,” ungkapnya.
Selai itu masih banyak korban lain, yakni Salimin Rp 35 juta, Moh Nawar Rp 25 juta, Rafii Rp 50 juta, Siti Suliha Rp 35 juta, Heriyanto Rp 35 juta, Marsiin Rp 25 juta, M Kosim Rp 35 juta, Syaiful Kholisuddin Rp 35 juta, Ummah Rp 35 juta, Hoirul Umam Rp 25 juta, Sahlan Rp 35 juta, Muarif Rp 50 juta, Asrani Rp 35 juta, Budiono Rp 50 juta, Khairul Arifin Rp 25 juta, Saniiyeh Rp 50 juta, Sinap Rp 35 juta, Fathur Rozi Rp 25 juta.
Masih kata Mudianto, data ini hanya beberapa rekapan admin dari group WhatsApp yang sempat dia ambil. Korban yang belum muncul masih banyak tetapi ketakutan untuk melaporkan ke aparat penegak hukum karena mereka merasa terancam.
“Sebenarnya banyak data nama-nama korban yang ikut investasi bodong tersebut, namun mereka tidak berani melaporkan ke pihak berwajib karena mendapat tekanan dan ancaman dari beberapa oknum yang bermain dalam investasi tersebut,” tandasnya.
Penulis: Jamal
Editor : A Hairuddin