KRUSIAL.online, SAMPANG – Pembangunan 2 sclupture patung karapan sapi dalam proyek Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman Alun-Alun Trunojoyo Sampang tidak tanggung-tanggung telah menghabiskan dana sebesar Rp 2,2 miliar. Patung terbuat dari bahan perunggu itu dikerjakan oleh ahli pematung dari Bali murid Nyoman Nuarta pembuat Garuda Wisnu Kencana (GWK).
Imam Irawan, Kepala Bidang (Kabid) Konservasi Rehabilitasi Lingkungan dan Pertamanan, Dinas Linngkungan Hidup (DLH) Sampang, mengatakan, proses pembuatan sclupture patung karapan sapi memang butuh keahlian khusus, sehingga ada harga yang cukup tinggi. Pihaknya sudah melakukan survey berdasarkan seleksi portofolio terhadap beberapa orang berkompeten dibidang itu oleh pihak konsultan, setelah disepakati harganya maka terpilihlah murid Nyoman Nuarta dari Bali.
“Pengerjaan sclupture patung karapan sapi memerlukan keahlian khusus, serta juga memperhatikan nilai seni dan estetikanya. Jadi wajar apabila nilainya cukup mahal yakni Rp 1,1 miliar untuk pembuatan satu patung berbahan perunggu tersebut. Disamping itu Barjas telah berkonsultasi dengan pihak LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah) sehingga bisa dipertanggungjawabkan secara administrasi,” terang Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek Taman Alun-Alun Trunojoyo, senilai Rp 18,9 miliar, dihubungi Selasa (21/6/2022).
Selain icon sclupture patung karapan sapi, lanjut Irawan, ada juga ornamen patung clurit bulu ayam berbahan akrilik didalamnya dilindungi tembaga yang dihiasi lampu. Selain itu ada ornamen pintu gerbang dengan ketinggian 6 meter berbahan beton dan di atasnya berupa pucuk tombak terbuat dari tembaga.
“Icon taman selain bernilai artistik juga harus mempunyai nilai historis,” imbuhnya.
Ditambahkannya pula, ada ornamen lain yakni 3 payung elektrik yang mirip dengan Masjid Madinah, dengan bentang payung 15 meter. Payung itu tidak hanya berfungsi tempat berteduh di siang hari, tetapi di malam hari layarnya bisa menangkap lighting laser.
“Harga satu unit payung elektrik senilai Rp 800 juta dengan paket 2 layar, jadi total biaya tiga payung tersebut menghabiskan dana mencapai Rp 2,4 miliar,” tutupnya.
Sementara itu, Sekretaris Komisi III DPRD Sampang, H Abdus Salam menilai pembangunan Taman Alun-Alun Trunojoyo itu hanya sekedar menghambur-hamburkan uang rakyat. Pasalnya asas manfaatnya tidak menyentuh langsung terhadap peningkatan kesejahteraan rakyat kecil.
“Seharusnya Pemkab Sampang lebih memprioritaskan peningkatan infrastruktur jalan dan jembatan, karena kenyataannya masih banyak ruas jalan di pelosok desa tidak tersentuh pembangunan sama sekali,” kata Ketua DPC Partai Demokrat itu.
Pembangunan taman itu, dia mengibaratkan seorang gadis yang hanya mempercantik wajahnya saja. Tetapi bagian tubuh yang lain tidak di perhatikan, padahal banyak yang bopeng-bopeng.
“Itu namanya kecantikan semu, diluar bagus tapi didalam bobrok,” kritiknya.
Penulis/Editor : A Hairuddin