KRUSIAL.online, BANGKALAN – Kabupaten Bangkalan melakukan sebuah terobosan yang inovatif dalam pengelolaan manajemen sampah modern hingga menjadi nilai ekonomis tinggi. Langkah inovatif yang dilakukan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bangkalan tersebut yakni mengelola residu sampah menjadi briket arang.
Kepala DLH Bangkalan, Anang Yulianto menjelaskan, pihaknya menerapkan program TPS 3R (Tempat Pembuangan Sampah Reduce, Reuse dan Recycle). Pengurangan sampah rumah tangga diupayakan melalui pendekatan 3 R tersebut bertujuan membatasi sampah dengan cara di daur ulang yang dapat di gunakan sebagai kompos atau pupuk organik.
“Kita membentuk TPS 3 R ada enam layanan, antara lain di Keluruhan Mlajah dengan kapasitas mencapai 2.000 pelanggan, kemudian Desa Martajasah Kecamatan Kota Bangkalan, Kelurahan Pangeranan, Kelurahan Pejagan, Kelurahan Kemayoran, Kelurahan Tonjung,” jelas Anang, Kamis (2/2/2023).
Namun menurut Anang, untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat agar tidak membuang sembarangan, sebelumnya membangun mindsetnya terlebih dahulu. Sehingga nantinya menjadi habit atau kebiasaan yang baik dengan membuang sampah pada tempatnya.
“Jadi setelah sampah itu di buang ke TPS 3 R, maka dapat dipisahkan antara limbah organik dan an organik sebelum di kirim ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Desa Bulajih, Kecamatan Labang. Dari 100 ton sampah sehari yang berasal 4 kecamatan, sebanyak 65 ton atau sekitar 40 persen sudah melalui proses 3 R,” jelasnya.
Yudis, Kepala Bidang (Kabid) Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) DLH Bangkalan, menambahkan, untuk mengelola sampah tersebut menjadi nilai ekonomis, pihaknya telah membangun Rumah Daur Ulang di pasar lama Kelurahan Pangeranan.
“Sampah organik yang telah melalui proses daur ulang menjadi pupuk organik atau kompos. Sedangkan residu dari sampah an organik kita olah menjadi briket arang dengan kapasitas produksi 12 ton perhari,” ujar Yudis.
Hasil produksi briket arang itu telah dilempar ke pasaran di Mojokerto, namun pihaknya berharap pelaku usaha UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) seperti perajin tahu dan tempe di Bangkalan dapat memanfaatkan briket arang tersebut.
“Berkat keberhasilan kita mengolah sampah menjadi nilai ekonomis tinggi, membuat beberapa kabupaten lain yang tertarik ingin mencontoh untuk mengembangkan apa yang telah kami lakukan saat ini,” pungkasnya.
Penulis : Jamal
Editor : A Hairuddin