KRUSIAL.online, SAMPANG – Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Petronas Carigali Ketapang II Ltd di lapangan minyak dan gas (migas) Bukit Tua blok Ketapang, telah melakukan produksi minyak siap jual (lifting) sebesar 10.652 Barel Oil per Day (BOPD) dan gas bumi 50.481 Thousand Standard Cubic Feet per Day (MSCFD), terhitung mulai Januari sampai Desember 2023.
Sejauh ini produksi migas yang masuk dalam wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) 12 mil dari lepas pantai Ketapang itu berarti merupakan kewenangan Pemerintah Pusat. Tapi baru tahun ini bisa memberikan konstribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) di sektor migas terhadap Kabupaten Sampang melalui Participating Interest (PI) sebesar 3 persen.
Penantian panjang PT Petrogas Jatim Sampang Energi (PJSE) merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) bentukan dari PT Petronas Jatim Utama (PJU) salah satu BUMD Pemerintah Provinsi Jawa Timur dengan PT Geliat Sampang Mandiri (GSM) BUMD Sampang. Akhirnya bisa mendapatkan PI sebesar 3 persen dari hasil migas, setelah turun Surat Keputusan (SK) Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) No. T-669/MG.04/MEM.M/2022 tentang Pengalihan PI 10 persen Wilayah Kerja Ketapang yang terbit 21 Desember 2022 lalu.
Direktur Utama (Dirut) PT GSM, M Tamsul menyatakan, pihaknya telah berjuang untuk mendapatkan PI tersebut sejak 2018 silam. Namun selama ini masih belum ada titik temu dengan PT Petronas Carigali dan PT Saka anak perusahaan Pertamina dalam pembahasan PI 10 persen itu.
“Nah setelah turun SK Menteri ESDM, akhirnya kita baru mendapatkan PI sebesar 3 persen dari total hasil produksi migas. Dengan rincian pada Desember 2022 menerima laba Rp 118 juta, sedangkan selama Januari hingga Desember 2023 total mendapatkan PI mencapai Rp 126 miliar lebih,” jelas Tamsul, Rabu (20/12/2023).
Tetapi lanjut dia, dari penerimaan Rp 126 miliar tersebut, ternyata harus dipotong pajak migas sebesar Rp 18,7 miliar serta biaya operasional dan lain sebagainya. Sehingga PT PJSE menerima laba hanya Rp 4,9 miliar.
“Namun laba bersih yang kita terima sebesar Rp 2,3 miliar, dengan komposisi pihak PT PJU dengan kepemilikan saham 59 persen (Rp 1,02 miliar) menerima Rp 1,2 miliar. Sedangkan PT GSM yang memiliki saham 51 persen (Rp 980 juta) mendapatkan laba Rp 1,1 miliar,” jelasnya.
Dia menambahkan, PT PJSE diprediksi sudah Break Even Poin (BEP) atau balik modal pada 2025 nanti. Sehingga akan menerima laba bersih yang berimbas pada peningkatan PAD yang cukup signifikan bagi kesejahteraan masyarakat Sampang.
Penulis/Editor : A Hairuddin