KRUSIAL.online, BANGKALAN – Musim kemarau yang berkepanjangan di Kabupaten Bangkalan, Madura, telah membawa dampak serius terhadap kehidupan warga. Sejak awal Juni, daerah ini tidak mengalami hujan yang signifikan, menyebabkan pasokan air bersih semakin menipis.
Beberapa desa di wilayah utara dan timur kabupaten ini mengalami kekeringan parah. Sumur-sumur warga mulai mengering, dan sumber air dari sungai semakin surut. Hal ini membuat masyarakat terpaksa menempuh jarak yang lebih jauh untuk mendapatkan air bersih.
“Setiap hari saya harus berjalan lebih dari dua kilometer untuk mengambil air dari satu-satunya sumur yang masih ada airnya di desa tetangga,” ungkap Ahmad, seorang warga Desa Kokop, Selasa (3/9/2024).
Selain itu, dampak kemarau juga dirasakan oleh para petani. Ribuan hektar lahan pertanian di Bangkalan mengalami gagal panen karena tidak mendapat pasokan air yang cukup. Tanaman padi dan jagung yang biasanya menjadi andalan warga, kini mengering dan tidak bisa dipanen.
Pemerintah Kabupaten Bangkalan melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah berupaya mengatasi situasi ini dengan menyalurkan bantuan air bersih ke desa-desa yang paling terdampak. Namun, karena keterbatasan sumber daya, bantuan tersebut dirasa masih kurang memadai.
“Kami sudah mengirimkan beberapa truk tangki air ke daerah-daerah yang paling parah terdampak, tetapi ini hanya solusi sementara. Kami masih berupaya mencari sumber air alternatif untuk jangka panjang,” kata Kepala BPBD Bangkalan, Supriyanto.
Masyarakat berharap agar pemerintah daerah segera menemukan solusi jangka panjang untuk mengatasi krisis air ini, terutama jika musim kemarau masih terus berlanjut. Selain itu, warga juga diimbau untuk menggunakan air dengan bijak dan tidak menyia-nyiakannya.
Musim kemarau panjang ini diperkirakan akan berlangsung hingga bulan Oktober mendatang. Oleh karena itu, langkah-langkah antisipatif sangat dibutuhkan untuk mengurangi dampak yang lebih buruk lagi.
Penulis : Jamal
Editor : A Hairuddin