KRUSIAL.online, BANGKALAN – Sebuah jembatan yang menjadi akses vital penghubung antara Dusun Dekok Dajah dan Dusun Dekok Laok di Desa Tanah Merah Dajah, Kabupaten Bangkalan, mengalami kerusakan parah dan akhirnya ambruk beberapa waktu lalu. Kejadian ini tidak hanya memutus akses utama warga, tetapi juga mengganggu berbagai aktivitas harian seperti transportasi, perdagangan, hingga pendidikan.
Jembatan yang sebelumnya menjadi jalur utama masyarakat untuk menuju ke kebun, pasar, dan sekolah ini ambruk setelah mengalami kerusakan bertahap akibat usia yang tua, serta diperburuk oleh curah hujan tinggi yang mengguyur wilayah tersebut dalam beberapa minggu terakhir. Warga dari kedua dusun tersebut pun harus mencari jalur alternatif yang jauh lebih panjang dan sulit ditempuh, sehingga memperlambat aktivitas mereka sehari-hari.
Namun, di tengah keterbatasan bantuan dari pemerintah setempat, warga Dusun Dekok Dajah menunjukkan semangat kebersamaan yang luar biasa. Mereka bersepakat untuk melakukan swadaya masyarakat demi membangun kembali jembatan tersebut secara gotong royong. Dalam beberapa hari terakhir, suasana penuh semangat terlihat di sekitar lokasi jembatan yang ambruk.
Berdasarkan pantauan, warga secara sukarela menyumbangkan tenaga, waktu, hingga bahan material seadanya. Kaum laki-laki sibuk mengangkat balok kayu, membuat kerangka penyangga, dan memasang struktur jembatan darurat. Sementara itu, kaum ibu bergotong royong menyediakan konsumsi berupa makanan dan minuman bagi mereka yang bekerja.
Tokoh masyarakat Dusun Dekok Dajah, Bapak Muid, menjelaskan bahwa gotong royong ini merupakan tradisi yang telah lama menjadi bagian dari kehidupan warga desa.
“Kami sadar kalau mengandalkan bantuan dari luar, akan butuh waktu lama. Jadi, kami sepakat untuk bergerak sendiri dulu, semampu kami. Kalau tidak ada jembatan, kehidupan kami pasti lebih susah. Karena itu, meskipun sederhana, kami berupaya membangun jembatan darurat dulu,” ujar Bapak Usman dengan nada penuh semangat.
Dalam kegiatan ini, sumbangan antar warga juga menjadi penopang utama. Beberapa warga yang memiliki bahan bangunan seperti bambu, kayu, dan papan secara sukarela memberikan bantuan. Bahkan, para perantau asal Dekok Dajah di kota besar turut mengirimkan donasi berupa uang untuk pembelian material yang kurang.
Keberhasilan warga dalam membangun jembatan darurat tidak hanya membantu mengatasi masalah akses sementara, tetapi juga mempererat rasa kebersamaan di antara mereka. Kejadian ini menjadi contoh nyata bahwa semangat gotong royong masih menjadi kearifan lokal yang mampu menjadi solusi di tengah keterbatasan sumber daya.
Penulis : Jamal
Editor : A Hoiruddin